Pengalaman Buruk di Praktek Dokter Hewan Bersama Sunter, Jakarta

Sebagai seorang penyayang hewan khususnya anjing, saya ingin berbagi pengalaman dengan sesama penyayang hewan agar berhati - hati dalam memilih dokter hewan apabila hewan peliharaan anda sakit.

Tulisan ini saya dedikasikan untuk seekor anjing chihuahua jantan saya yang bernama KENJI, yang telah setia menemani saya sejak masa kuliah di Sydney Australia tahun 2000 hingga akhir hidupnya di Jakarta tahun 2007. Ketika akan kembali ke Indonesia pada tahun 2004, saya memboyong Kenji dan adiknya Kairi ke Indonesia. Di Indonesia kedua chihuahua tersebut sempat ikut bersama saya beberapa tahun tinggal di pulau Belitung.

Karena di Belitung tidak ada vaksinasi untuk anjing, pada tahun 2006, saya membawa Kenji ke Jakarta untuk vaksinasi tahunan dan rabies. Setelah selesai vaksinasi, ketika akan dibawa kembali ke Belitung, pihak Departemen Peternakan DKI Jakarta tidak mau mengeluarkan surat rekomendasi karantina yang merupakan syarat untuk penerbangan dengan hewan dengan alasan Belitung adalah daerah bebas rabies dan Jakarta adalah daerah epidemi rabies.

Saya sungguh kecewa dengan pelayanan bobrok negara ini, dimana untuk bepergian membawa hewan antar daerah diperlakukan lebih sulit daripada lintas negara.

Karena tidak bisa dibawa kembali, akhirnya Kenji dengan berat hati saya titipkan kepada saudara di Jakarta. Tinggal bersama orang lain membuat Kenji kurang mendapat perhatian dan stres. Pada tahun 2007 awal, Kenji mulai sakit - sakitan. Hampir setiap bulan harus bertemu dokter hewan. Ketika istri saya kebetulan berada di Jakarta, setiap kali Kenji tampak sakit, langsung dibawa ke tempat praktek Drh. Magda Rumawas di Muara Karang, Jakarta Utara dan biasanya kondisinya akan kembali sehat sehari sesudahnya.

Terakhir Kenji kembali sakit pada 15 Oktober 2007, dan Drh. Magda sedang tidak praktek, akhirnya saya membawanya ke PRAKTEK DOKTER HEWAN BERSAMA Sunter dan diperiksa oleh Drh. SR R, dan Kenji kembali sehat. Pada tanggal 13 November 2007 sakitnya kembali kambuh, karena panik, saya segera kembali ke Praktek Dokter Hewan Bersama Sunter dan kali ini ditangani DRH. FG (yang terkesan acuh dan sama sekali tidak menanyakan kondisi pasien kepada saya) dan langsung memberikan resep obat-obatan dengan jumlah cukup banyak.

Setelah meminum obat dari resep Drh. FG, Kenji kembali sehat hingga tengah malam kondisinya menjadi semakin lemah dari sebelumnya, sangat lemah bahkan tidak bertenaga untuk jalan sekalipun. Keesokan harinya saya mencoba membawa Kenji ke klinik Dokter Hewan Gunawan di Tomang, tapi karena perjalanan yang macet Kenji tidak dapat bertahan dan akhirnya menghembuskan napas terakhir diperjalanan.
Menurut diagnosa drh tersebut kemungkinan Kenji overdosis vitamin. Saya berterima kasih kepada staf di klinik drh Gunawan yang sangat menunjukkan kepedulian dengan membantu membalut Kenji agar dapat dikuburkan dengan baik. Walaupun merasa sangat kehilangan, saya berharap hal ini jangan sampai dialami para penyayang hewan lain, biarlah pengorbanan Kenji membawa hikmah untuk hewan-hewan yang lain
.

Saran saya, berhati-hatilah dalam memilih dokter hewan untuk kesayangan anda. Saya hanya berharap Tuhan dapat melihat dan memberi pelajaran sepantasnya kepada para praktisi kedokteran hewan 'pecundang' yang memanfaatkan ketidaktahuan pemilik dan ketidak berdayaan hewan-hewan untuk mencari uang.

*Beberapa foto kenangan KENJI sedang menonton film favoritnya ketika di Sydney, Australia.




Comments

Amy said…
uhuk-uhuk... kasihan deh lu kenji.
gue berduka cita atas meninggalnya kenji sohib bos.
sudah ada penggantinya belon ?
Lain X nulis lagi ye...
yang lebih menyedihkan donk.
Jangan anjing doang yang ditulis.

Teman kesasar juga kudu ditolong. Gw tunggu cerita lu yang laen.

Amy
ien said…
suka gitu ya dktr tuh...seenaknya aja..kayanya dktr sekarang emang pelit nanya / komunikasi deh... asl pulaaa...kasian bangeeett si kenjii...saya jadi mau nangis bacanya...saya berharap ini jadi pelajaran bagi para dktr & kita2...utk lebih berhati2
ien said…
kaisn banget si kenjiii...jadi pengen nangis baca ceritanyaa.. kenapa sih dktr2 tu bnyk yg kyk gtu...kayanya sekarang tuh dokter pada pelit nanya / komunikasi deh...kalo uda kaya gtu..gmana cobaa...yg bener donk dok...masa kenji pindah ke jkt malah dktr gituin...ini jadi pelajaran buat dokter2 & kita2...
Unknown said…
Turut berduka cita utk kenji. 😢
Dan mengenai peraturan di indonesia yg tdk boleh membawa binatang peliharaan memang susah dan repot. Semoga ke depannya semakin membaik dan antar pulau di indonesia bs membawa binatang kesayangan kemanapun kt pergi.
Nicky Tampan said…
Siapa yang berbuat baik pasti mendapatkan hal baik, begitu juga sebaliknya.
tabah ya bos
Unknown said…
Saya claim drh. Sr rotoro tidak memiliki pengetahuan cukup sebagai dokter yg bagus. Anjing saya lumpuh mendadak dan rotoro blg tunggu 7 hari kedepan. Hari keenam, anjing saya drop sangat di klinik. Bayangkan gmn klo saya dengerin kata rotoro. Anjing saya lagi bersusahpayah berusaha untuk hidup mencari udara di rumah karna perkataan rotoro. Dia tidak mau menindaklanjuti secepatnya padahal dia tahu permasalahannya. Semoga kalian tidak menjadi korban selanjutnya, semoga 'pecundang' ini paham arti kata nyawa dan hidup
Unknown said…
Attention! Klinik Drh bersama Sunter tidak jeli dalam membuat diagnosis penyakit. Lebih dari 4 bulan sy berobatkan anjing sy dengan drh yg berbeda beda, test general Darah 2x mendapat hasil computer error 2x alasanya konnyol- kalo Darah kental bisa menyebabkan result yg error dsb.di bulan August akhir Drh D melakukan Test chemical blood pertama tidak terditeksi adanya blood parasites. setelah itu mini pom sy berobat jalan, infus 3 hari sekali lebih dari semingu. Diagnosis yg di berikan dari Drh D adalah fatty liver terhadap minipom sy. Dalam 3 bulan kedepan mini pom sy kembali sakit dan di tangani dgn 3 Drh, yg pertama adalah Drh R menganjurkan general blood test. Menghasilkan error yg sama terhadap hemoglobin pom sy yaitu 0 result. Bagaimana bisa berbulan2 computer error tidak di fix? Lalu mengikuti anjuranya mini pom sy membaik 50% lalu kembali sakit setelah lebih dari 3 minggu. Kali ini di tangani Drh T, pom sy pucat, panas tinggi 40c dan ada Luka di ronga mulut yg menyebabkan infection. Di beri suntik namun setelah di bawa pulang Luka suntikan tidak menutup, Darah tetap mengalir, saya bawa kembali kepada Drh T, drhT tidak menaruh curiga knp Darah tetap tidak bisa beku. Sebagai seorng Drh/PhD seharusnya ia curiga akan blood parasites. Namun dia bilang ini karena kena pembulu darah, tidak apa apa dengan santay nya. Lalu condition makin memburuk, dlm 3 hari sy bawa kembali , dan di tangani Drh M, saat ini pom sy sudah rebah lemas, di beri oxygen dan infuse, lalu di lakukan chemical blood teat, dan hasilnya positive. Di saat ini seharusnya Drh M melakukan blood transfusion terhadap pom sy secepatnya namun tidak di lakukanya, knp demikian ? Seorang Drh seharusnya tau hal tsb. Drh M menganjurkan pom sy di opnam, diberi infus dan oxygen. Paginya pom sy mati.
Unknown said…
Perhatian clinic drh bersama sunter sangat tidak teliti & jeli dalam memeriksa kondisi anjing yg terkena parasit Darah. Pengalaman pahit dan menyakitkan saya dapat dari kejadian ini. Lebih dari 5 bulan saya berobat kan anjing saya ke clinic drh bersama sunter, penanganan dari dokter yang berbeda beda, tidak satu pun mencurigai anjing saya terkena parasit Darah. Blood count test di lakukan 2x mendapat hasil error dari computer. Sangat memalukan mereka tidak mereparasi kesalahan computernya! Dan tidak mberikan ganti test ulang sebagai pertangung jawaban. Pada di hari terakir nafas anjing saya , baru mereka menemukan parasit Darah tersebut. Dan bodohnya Drh tidak menganjurkan tranfusi Darah secepatnya. Padahal situasi sudah critical. Penanganan opnam nya juga sangat parah! Bagi kalian penyayang pet , saya anjurkan pelajari penyakit penyakit hewan dan symptom nya, Google it! Drh di sini tidak bisa di andalkan!!
Kok saya ikutan sedih banget ya.. Apalagi pas poin mau dibawa pulang. Padahal jika owner nya aja segtu pedulinya bawa vaksin dgn jarak sejauh itu, sudahlah pasti bukan orang yg agap remeh tntg rabies. Kenapa gk dikasih wae.. Stress krna gk lg sama ownernya :( (sedih)... Over vitamin.. Hiks.. Ginjal nya jg belum tentu tahan dengan semua obat2an nya...semoga kenji tenang, krna ownernya bener2 sayng
Simpleman said…
Sugar glider gw jg mati overdosis vitamin
Unknown said…
kelinci saya juga kemaren tangal 21 april 2017 meninggal di praktek hewan bersama di CUCU sunter

ketika mau di infus, asisten dokter tersebut MENCEKEK kelinci saya sehingga tidak bisa bernafas dan MENINGGAL

saya menyadari kalau kelinci saya tercekek terlambat karena keburu meninggal

ketika saya marah-marah malah dokternya BALIK MEMARAHI saya

saya juga di suruh membayar

padahal saya benar-benar ga sudi membayar untuk membuat kelinci saya mati !!!

APANYA YANG DOKTER, MENBUNUH IYA !!! benar-benar kecewa

kelinci saya mati di tangan DR.TORO !!!
Pwdr15 said…
Terimakasih sudah berbagi. Semoga kepergian Kenji bisa menjadi hikmah buat pemilik hewan piaraan dan praktisi kesehatan hewan yang lain. Semoga tidak terjadi hal serupa lagi nantinya. RIP Kenji.

Popular posts from this blog

Anak yang sejak lahir WNI "dipaksa" negara untuk mendaftar berkewarganegaraan ganda

Lembaga Peradilan di Indonesia - Teori dan Kenyataan